Suara
rintik hujan masih terdengar bising di telinga. Angin sepoi-sepoi menambah
dingin keadaan. Air terus menetes membasahi dedaunan. Suasana sepi menambah
sunyi keadaan. Terlihat sesosok pemuda tampan berambut hitam tengah berteduh di
bawah pohon dengan wajah penuh kegelisahan. Di genggamnya sebuah handphone
sambil duduk di sepeda motor tuanya itu. Jarinya sibuk mengetik sebuah pesan
yang akan dikirimkan ke Sherly kekasihnya.
Mulutnya terus menerus menghisap rokok yang
tinggal setengah batang itu.
Lama menunggu, tak ada balasan yang diterimanya.
Berkali-kali Radit, panggilan akrabnya mencoba untuk menelfon kekasihnya itu.
Lagi-lagi usahanya tak berbuah hasil. Sekitar lima belas kali ia menelfonya,
tak ada sekalipun jawaban yang ia dapatkan.
Hujan tak lagi menetes dari
langit. Terlihat hanya tetesan air dari pucuk dedaunan yang tmenetes membasahi
tanah. Langit yang kusam kini telah kembali cerah. Pelangi muncul menghiasi
langit yang membentang luas. Kicau burung mulai terdengar merdu di telinga. Radit
mencoba kembali menghubungi Sherly. Kali ini tidak sia-sia, usahanya yang
pantang menyerah membuahkan hasil. Perasaan bingung bercampur kesal yang
sebelumnya ia rasakan kini berubah menjadi rasa senang. ”Hallo” Sapa Dinda pada Radit. “Hallo” jawab Radit dengan penuh
kebingungan, karena ia tahu jelas suara yang didengarnya bukanlah suara Sherly
kekasihnya itu. ”Maaf ini siapa?” Tanya Radit pada orang tersebut.
”Ini Dinda temannya Sherly. Ada yang bisa dibantu?” jawabnya. ”Bukannya ini
nomornya Sherly? Koh ada di kamu sich….” Tanya Radit pada Dinda lagi.
“Iya soalnya Sherly sedang asik main ma pacarnya, jadi teleponnya dititipin sama
aku. Yaaaa takut ada yang ganggu gitu.” Jawabnya sambil bercanda.
Radit bertambah bingung dengan
yang di ucapkan Dinda. Bukannya aku ini cowonya, ucapnya dalam hati. “Dimana
sekarang dia berada?” tanya Radit pada. “Di Danau tempat biasa dia main.” Jawab
Dinda.
Tanpa pikir panjang, Radit
mematikan teleponnya dan bergegas menuju tempat yang dikatakan Dinda tadi. Rasa
penasaran terus membayanginya dalam perjalanan. Keringat dingin terus mengalir
membasahi tubuhnya. Rasa kesal yang disertai gelisah terus memaksanya untuk
memacu sapeda motornya dengan kecepatan tinggi.
Rasa penasarannya seketika
langsung hilang setelah ia melihat Sherly, kekasihnya yang manis itu memang
benar tengah berduaan dengan seorang cowo.
Bagai petir, hatinya terbakar, jantungnya seolah berhenti berdetak, darahnya
serasa berhenti mengalir. Melihat kejadian itu, Radit hanya bisa terdiam bisu
tanpa sepatah katapun yang bisa ia ucapkan. Melihat Radit, Sherly langsung
mendekatinya untuk mencoba menutupi kesalahannya itu. “Sayang, ini cuma salah
paham” ucapnya sambil memegang tangan Radit. Radit tidak mengeluarkan kata
apapun. Ia hanya bisa memandang kekasihnya yang ia sayang itu dengan di
selimuti rasa tidak percaya. “Ini
pasti cuma mimpi” ucapnya dalam hati. “Ini tak seperti yang kau kira sayang”
ucap Sherly sambil mengeluarkan air matanya.
Radit meninggalkan tempat itu dan
kembali menuju rumahnya. Radit masuk kedalam kamar dan mengunci erat-erat
pintunya. Dalam hatinya terbesit sebuah tanya, apa salahku hingga kau melakukan
ini? Hatinya terdiam terbawa rasa sedih yang terus menyelimutinya. Di tengah
kesedihannya, ia dikagetkan dengan suara dering telepon genggam yang memecah
suasana. Dibacanya pesan dari kekasihnya. ”Maafin aku sayang, aku emang salah,
tapi aku sungguh menyesal sudah lakukan ini semua. Aku sayang sama kamu, dan
aku berharap kamu juga memiliki rasa itu.”
Tak terlintas dipikirannya untuk
memaafkan kekasihnya itu. Tak tahan menahan sakit yang terus bertanbah Radit
membalas pesan kekasihnya tersebut. ”Iya aku maafin, tapi jangan berharap untuk
bisa kembali kepelukanku. Tolong jangan hubungi aku lagi, jangan ganggu aku
lagi.”
Kesedihan terus membayanginya
kemanapun ia melangkah. Hari-harinya dilalui dengan penuh kesedihan. Hingga
suatu hari ketika Radit sedang melamun di tepi sungai sambil mengeluarkan air
matanya, dating seorang gadis berambut panjang berwajah cantik mengulurkan
tangan dan menghapus airmata itu.
Dari pertemuan ini mereka saling menaruh hati. Tidak lama mereka jadian.
Radit berharap cewe itu tidak
akan mengecewakannya seperti yang telah dilakukan cewenya sebelumnya. Hadirnya
Rani, cewe barunya ini membuat hidupnya kembali dilalui dengan keindahan.
Kembali merubahnya menjadi Radit yang ceria seperti dulu. Radit sudah melupakan
Sherly, yang ada dipikirannya sekarang hanyalah Rani seorang. ”Aku Sayang Kamu
Beb” tegasnya dalam hati.
By : Anggih eko p.
0 komentar:
Posting Komentar